Sabtu, 20 Oktober 2012

ALKENA


Dalam kimia organik, sebuah alkena, olefin, atau olefin merupakan jenuh senyawa kimia yang mengandung setidaknya satu karbon -ke- karbon ikatan ganda . Para alkena asiklik paling sederhana, dengan hanya satu ikatan ganda dan tidak lain kelompok fungsional, merupakan homolog seri dari hidrokarbon dengan rumus umum C n H 2n.

Para alkena paling sederhana adalah etilena (C 2 H 4), yang memiliki International Union of Murni dan Kimia Terapan (IUPAC) etena nama. Alkena juga disebut olefin (sebuah sinonim kuno, banyak digunakan dalam petrokimia industri). Untuk alkena dijembatani, maka aturan Bredt ini menyatakan bahwa ikatan ganda tidak dapat ditempatkan di jembatan dari sistem cincin dijembatani, kecuali berdering cukup besar. Aromatik Senyawa ini sering diambil sebagai alkena siklik, tetapi struktur dan sifat yang berbeda dan mereka tidak dianggap alkena.
Sifat fisik
  1. pada suhu kamar, tiga suku yang pertama adalah gas, suku-suku berikutnya adalah cair dan suku-suku tinggi berbentuk padat. Jika cairan alkena dicampur dengan air maka kedua cairan itu akan membentuk lapisan yang saling tidak bercampur. Karena kerpatan cairan alkena lebih kecil dari 1 maka cairan alkena berada di atas lapisan air.
  2. Dapat terbakar dengan nyala yang berjelaga karena kadar karbon alkena lebih tinggi daripada alkana yang jumlah atom karbonnya sama.
Sifat kimia
Sifat khas dari alkena adalah terdapatnya ikatan rangkap dua antara dua buah atom karbon. Ikatan rangkap dua ini merupakan gugus fungsional dari alkena sehingga menentukan adanya reaksi-reaksi yang khusus bagi alkena, yaitu adisi, polimerisasi dan pembakaran
1. Alkena dapat mengalami adisi Adisi adalah pengubahan ikatan rangkap (tak jenuh) menjadi ikatan tunggal (jenuh) dengan cara menangkap atom/gugus lain. Pada adisi alkena 2 atom/gugus atom ditambahkan pada ikatan rangkap C=C sehingga diperoleh ikatan tunggal C-C. Beberapa contoh reaksi adisi pada alkena:
a. Reaksi alkena dengan halogen (halogenisasi)
b. Reaksi alkena dengan hidrogen halida (hidrohalogenasi) Hasil reaksi antara alkena dengan hidrogen halida dipengaruhi oleh struktur alkena, apakah alkena simetris atau alkena asimetris.
  • alkena simetris : akan menghasilkan satu haloalkana.
alkena asimetris akan menghasilkan dua haloalkana. Produk utana reaksi dapat Alkena asimetris adalah alkena seperti propena atau but-1-ena dimana gugus-gugus atau atom-atom yang terikat pada kedua ujung ikatan rangkap C=C tidak sama.
  • diramalkan menggunakan aturan Markonikov, yaitu: Jika suatu HX bereaksi dengan ikatan rangkap asimetris, maka produk utama reaksi adalah molekul dengan atom H yang ditambahkan ke atom C dalam ikatan rangkap yang terikat dengan lebih banyak atom H.


c. Reaksi alkena dengan hidrogen (hidrogenasi)
1. Reaksi ini akan menghasilkan alkana.
2. Alkena dapat mengalami polimerisasi. Polimerisasi adalah penggabungan molekul-molekul sejenis menjadi molekul-molekul raksasa sehingga rantai karbon sangat panjang. Molekul yang bergabung disebut monomer, sedangkan molekul raksasa yang terbentuk disebut polimer.
3. pembakaran alkena Pembakaran alkena (reaksi alkena dengan oksigen) akan menghasilkan CO2 dan H2O.

CH2=CH2 + 2 O2 2CO2 + 2H2O

 

 

Permasalahan

Apabila sebuah senyawa HX diadisi ke sebuah alkena asimetris, maka atom hidrogen akan terikat pada atom karbon yang sebelumnya mengikat lebih banyak atom hidrogen.
Perlu diingat bahwa HX harus mengikatkan dirinya ke atom-atom karbon yang merupakan bagian dari ikatan rangkap. Sehingga dalam hal ini, dengan mengadisi HX pada CH3CH=CH2, hidrogen akan terikat pada gugus CH2, hanya hidrogen yang terikat langsung pada karbon ikatan rangkap yang dihitung. Atom-atom hidrogen yang terdapat pada gugus CH3 tidak dihitung.
Mengapa demikian?